Pengertian i'rab dalam ilmu nahwu,- Dalam
kaidah kaidah bahasa arab ada banyak sekali mengenai aturan aturannya salah
satunya adalah i’rab, yang merupakan garapan ilmu nahwu. Adapun i'rab secara
bahasa diambil dari kata artinya اَعْرَبَ يُعْرِبُ إِعْرَابًا pengaraban, ekspresi, atau baris, juga
memiliki arti الإِبَانَة menjelaskan, ُالإِجَالَة mengembara, mengelilingi, التَحْسِيْنُ kebaikan ِإِزَالَةُ الفَسَد menghilangkan kemadaratan. Sedangkan
menurut istilah ialah.
تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ
الكَلِمِ لِاخْتِلَافِ العَوَامِلِ الدَاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْتَقْدِيْرًا
Artinya berubahnya akhir
kalimah dikarenakan berbeda bedanya amil yang memerintah, secara lapadz atau
taqdiranya.
Menurut kitab imrithinya
إِعْرَابُهُمْ تَغْيِيْرُ
آخِرِالكَلِمِ تَقْدِيْرًا أَوْلَفْظًا لِعَامِلٍ عُلِمَ
I’rab menurut ulama nahwu ialah
berubahnya akhir kalimat secara taqdiri aau lapdzi karena amil
yang telah diketahui
Dari definisi diatas dapat di
artikan bahwa i'rab itu perubahan ujung kalimah yang disebabkan oleh amil,
amilnyapun berupa amil lapdzi atau maknawi. Amil lapdzi yaitu amil
yang tampak seperti fi'il dan yang lainnya sedangkan amil maknawi yaitu amil
yang tidak terlihat keamilannya yang terdiri dari dua macam yaitu ibtida’ dan
tajarrud, ibtida amil dari mubtada dan tajrrud amil dari fi'il
mudhari karena dari golongan fi'il hanya fi'il mudhari yang mu"rab. Untuk
penjelasannya lebihnya ada dalam penjelasan mubtada dan fi'il tentang amil.
Perubahan i'rabnya, secara lapdzi atau taqdiri, perubahan i'rab secara lapdzi
ialah perubahan yang yaitu
yang dapat diucapakn, ditrawang, didengar dalam pengucapannya dan dapat dilihat
dalam segi penulisannya. Dalam artian perubahan i'rabnya terlihat jelas contoh قَامَ زَيْدٌ, رَأَيْتُ زَيْدًا, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ. lapadz Zaidun
yang pertama i’rabnya rafa’ karena amilnya memerintahkannya untuk rafa’ karena
sebagai fa’il, yang kedua dibacca Zaidan i’ rabnya nashab karena amilnya
memerintahkannya untuk menjadi maf’ul sedangkan ‘irabnya maf’ul adalah nashab,
yang ketiga dibaca Zaidin karena dijarkan oleh haraf jar yaitu haraf yang
mengkhafadz kalimat yang bersandar kepadanya. I’rab taqdiri ialah
i’rab yang mana perubahan i’rabnya tidak terlihat, tidak jelas. Ini terjadi
pada pada isim manqus atau isim maqsur, supaya jelas langsung pada contoh جَاءَ الفَتَي, , semua
i’rab lapadz fataa semuanya sama mau rafá, nashab, dan khafadz dibacanya الفَتَي ini disebut i’rab muqaddarah terhadap iya. Cara
mengi’rabnya ialah untuk lapdz fataa yang pertama, i’rabnya rafa’sebagai fa’il
dengan tanda i’rabnya dhammah muqaddarah terhadap iya. Lapadz fataa yang kedua
i’rabnya nashab sebagai mafúl dengan tanda fatah muqaddarah terhadap iya.
Lapadz fataa yang ketiga i’rabnya khafadz karena di jarkan oleh haraf jar,
dengan tanda I’rabnya kasrah muqaddarah terhadap iya. Semua isim manqus
i’rabnya muqaddarah illatnya ialah Karena susah, dalam artian susah dalam penglafalannya bagi orang
Arab.
Pengi'raban ini merupakan
suatu yang menjadi pokok dalam garapan ilmu nahwu. I'rab itu sendiri ada empat
yaitu raf ( رفع ) nashab (
نصب ) khafadh ( خفظ ) dan
jazm ( جزم ). Masing masing dari i'rab
tersebu tada yang di peruntukan bagi isim, dan bagi fi'il dan
ciri-ciri dari masing masing i'rab tersebut
Pertama, i'rab
yang diperuntukan / dikhususkan bagi isim yaitu rafa', nashab, dan
khafadz contoh sperti,جَاءَ
زَيْدٌ untuk
i'rab (rafa’) رَأَيْتُ
زَيْدًا (nashab) مَرَرْتُ
بِزَيْدٍ (Khafadz) dan tidak ada i'rab jazm.
Kedua, i'rab yang
diperuntukan bagi fi'il yaitu rafa', nashab dan jazm (rafa') (nashab) (jazm) dan tidak ada i'rab khafadz.
Adapun i’rab beserta
tanda-tandanya sebagaimana yang ada dibawah ini;
1. Rafa'
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dhammah, terdiri dari
beberapa jenis yaitu isim mufrod, jamak taksir, jamak muannast Salim
dan fi'il mudhari yang kosong dari dhamir tastniyyah dan wau jamak contoh
Isim mufrad, جَاءَ زَيْدٌ jamak taksir, jamak muannas salim, fiil mudhari yyang kosong
dari dhamir tastniyyah dan jamak ُيَضْرِبُ, تَضْرِبُ, تَضْرِبُ, أَضْرِبُ, نَضْرِب
2. Wawu, terdiri
hanya satu jenis yaitu asmaa al khamsah isim lima yaitu أَبُو, أَخُو, فَمُو, ذُو, هَمُو
3. Alif, terdiri hanya satu
jenis yaitu isim tastniyyah قَامَ
رَجُلَانِ, وَجَاءَ قَوْمَانِ
4. Nun, terdiri dari
fi'il mudhari yang kemasukan dhomir tasniyyah, wawu jamak dan ya mufradah
muannastah baik ghaib maupun mukhatab
يَنْصُرَانِ, تَنْصُرَانِ, يَنْصُرُوْنَ, تَنْصُرُوْنَ, تَنْصِرِيْنَ, تَنْصُرَانِ
2. Nashab
mempunyai ciri ciri sebagai berikut
1. Fatah, terdiri dari beberapa
jenis yaitu isim mufrod, jamak takstir, dan fi'il mudhari yang sudah
dimasuki amil an-nashib yaitu amil yang mengubah i'rab fi'il mudhari dari yang
tadinya rafa' menjadi nashab, contoh isim mufrad, jamak taksir, fiil mudhari أَنْ يَضْرِبَ
2. Alif, yaitu untuk asmaul
khamsah yang terdiri dari lapadzرَأَيْتُ أَبَاكَ, أَخَاكَ, فَاكَ, ذَا, هَمَاكَ contoh seperti جِئْتُ أَبَاكَ
3. Kasrah, diperuntukan
untuk jamak muannast salim, contoh نَصَرْتُ مُسْلِمَاتٍ
4. Ya, diperuntukan untuk
tastniyyah dan jamak mudzakar salim contoh َوَرَأَيْتُ الذَكَرِيْن جِئْتُ المُسْلِمًتَيْنِ,
5. Hadfu, diperuntukan untuk
fi'il mudhari dalam nashab dan jazm berupa hazdfunnun atau hazdfu harfi illat,
contoh hazadfunnun yaitu fiíl mudhari yang shahihulakhir
أَنْ يَضْرِبَا أَنْ
يَضْرِبُوا أَنْ تَضْرِبَا أَنْ تَضْرِبَا أَنْ تَضْرِبُوا أَنْ تَضْرِبِى أَنْ
تَضْرِبَا
Contoh
untuk hazdfu harfillillati.
أَنْ يَغْزُوَا أَنْ
تَغْزُوَا أَنْ تَغْزُوَا أَنْ تَغْزُو أَنْ تَغْزُوَا أَنْ تَغْزِى
3. Khafadz, mempunyai
ciri ciri sebagai berikut
1 Kasrah, diperuntukan bagi
isim mufrad, Jamal taksir, Dan Jamak muannast salim
Contoh isim mufrad, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ jamak taksir, مَرَرْتُ مَعَ الْعُلَمَاءِ jamak muannast salim مَرَرْتُ بمُسْلِمَاٍت
2. Ya, diperuntukan bagi asma
al-khamsah, isim tastniyyah Dan Jamal muzdakar salimContoh isim tastniyah, لِغُلَمَيْنِ دِرْهَمٌ jamak mudzakar salim, َمَرَرْتُ بِالْمُسْلِيْن
3. Fath, diperuntukan bagi isim
ghair munsharif yaitu isim yang tidak menerima salah satu ciri dari isim yaitu tanwin contoh isim ghair munsharif َجِئْتُ بِإِبْرَاهِيْم
4. Jazm, hanya mempunyai dua ciri
yaitu
1. Sukun, yaitu
ketika fi'il mudhari yang huruf terakhirnya shahih bukan illat dan kosong dari
dhamir tastniyyah dan wawu jama, Contoh ْلَمْ يَنْصُرْ لَمْ تَنْصُرْ لَمْ تَنْصُرْ لَمْ أَنْصُرْ لَمْ نَنْصُر
2. Hadfu, terbagi dua yaitu
hazdfu nnun dan hazdfu harfillillat, yaitu ketika fi'il mudhari yang terakhirnya
terdiri dari haraf iilat, dan hazdfunnun ketika fi'il mudhari dari
shahihulakhir yang shahih akhir hurufnya bertemu dhamir tastniyyah dan wawh
jamak, serta ya mufrad muannast mukhatab.
Conntoh hadzfunnnunni
لَمْ يَنْصُرَا لَمْ يَنْصُرُو لَمْ تَنْصُرَا
لَمْ تَنْصُرَا لَمْ تَنْصُرَا لَمْ تَنْصُرُو لَمْ تَنْصُرِى
Contoh dazfu harfillillati
لَمْ يَغْزُوَا لَمْ يَغْزُو لَمْ تَغْزُوَا
لَمْ تَغْزُوَا لَمْ تَغْزُو لَمْ تَغْزِي لَمْ تَغْزُوَا
i'rab itu sendiri berbeda
dengan harakat, harakat itu sendiri merupakan salah satu ciri dari i'rab. Dari
segi hukumnya i'rab itu terbagi dua yaitu mu'rab dan mabni. mu'rob yaitu i'rab
yang berubah ubah sedangkan mabni i'rabnya tetap tak berubah ubah bentuk
harakatnya karena mabni menetap dalam harakat yaitu dhammah, fath,
kasrah, dan sukun, serta tidak mempunyai ciri ciri i'rab, cuma hanya memiliki
mahalul i’rab yaitu tempat keberadaannya yang sesuai dengan perintah amil. Untuk
lbih jelasnya lagi akan dijelaskan tentang mu’rab dan mabni.
Bila ada kesalahan mohon
kritik dan sarannya.