Tampilkan postingan dengan label I'rab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label I'rab. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 September 2018

Pengertian i'rab dalam ilmu nahwu


Pengertian i'rab dalam ilmu nahwu,- Dalam kaidah kaidah bahasa arab ada banyak sekali mengenai aturan aturannya salah satunya adalah i’rab, yang merupakan garapan ilmu nahwu. Adapun i'rab secara bahasa diambil dari kata  artinya اَعْرَبَ يُعْرِبُ إِعْرَابًا pengaraban, ekspresi, atau baris, juga memiliki arti الإِبَانَة menjelaskan, ُالإِجَالَة mengembara, mengelilingi, التَحْسِيْنُ kebaikan ِإِزَالَةُ الفَسَد menghilangkan kemadaratan. Sedangkan menurut istilah ialah.

تَغْيِيْرُ أَوَاخِرِ الكَلِمِ لِاخْتِلَافِ العَوَامِلِ الدَاخِلَةِ عَلَيْهَا لَفْظًا أَوْتَقْدِيْرًا
Artinya berubahnya akhir kalimah dikarenakan berbeda bedanya amil yang memerintah, secara lapadz atau taqdiranya.
Menurut kitab imrithinya
إِعْرَابُهُمْ تَغْيِيْرُ آخِرِالكَلِمِ         تَقْدِيْرًا أَوْلَفْظًا لِعَامِلٍ عُلِمَ
I’rab menurut ulama nahwu ialah berubahnya akhir kalimat secara taqdiri aau lapdzi karena amil
yang telah diketahui


Dari definisi diatas dapat di artikan bahwa i'rab itu perubahan ujung kalimah yang disebabkan oleh amil, amilnyapun berupa amil lapdzi atau maknawi.  Amil lapdzi yaitu amil yang tampak seperti fi'il dan yang lainnya sedangkan amil maknawi yaitu amil yang tidak terlihat keamilannya yang terdiri dari dua macam yaitu ibtida’ dan tajarrud,  ibtida amil dari mubtada dan tajrrud amil dari fi'il mudhari karena dari golongan fi'il hanya fi'il mudhari yang mu"rab. Untuk penjelasannya lebihnya ada dalam penjelasan mubtada dan fi'il tentang amil. Perubahan i'rabnya, secara lapdzi atau taqdiri, perubahan i'rab secara lapdzi ialah perubahan yang   yaitu yang dapat diucapakn, ditrawang, didengar dalam pengucapannya dan dapat dilihat dalam segi penulisannya. Dalam artian perubahan i'rabnya terlihat jelas contoh  قَامَ زَيْدٌ, رَأَيْتُ زَيْدًا, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ. lapadz Zaidun yang pertama i’rabnya rafa’ karena amilnya memerintahkannya untuk rafa’ karena sebagai fa’il, yang kedua dibacca Zaidan i’ rabnya nashab karena amilnya memerintahkannya untuk menjadi maf’ul sedangkan ‘irabnya maf’ul adalah nashab, yang ketiga dibaca Zaidin karena dijarkan oleh haraf jar yaitu haraf yang mengkhafadz kalimat yang bersandar kepadanya.  I’rab taqdiri ialah i’rab yang mana perubahan i’rabnya tidak terlihat, tidak jelas. Ini terjadi pada pada isim manqus atau isim maqsur, supaya jelas langsung pada contoh جَاءَ الفَتَي, ,   semua i’rab lapadz fataa semuanya sama mau rafá, nashab, dan khafadz dibacanya الفَتَي ini disebut i’rab muqaddarah terhadap iya. Cara mengi’rabnya ialah untuk lapdz fataa yang pertama, i’rabnya rafa’sebagai fa’il dengan tanda i’rabnya dhammah muqaddarah terhadap iya. Lapadz fataa yang kedua i’rabnya nashab sebagai mafúl dengan tanda fatah muqaddarah terhadap iya. Lapadz fataa yang ketiga i’rabnya khafadz karena di jarkan oleh haraf jar, dengan tanda I’rabnya kasrah muqaddarah terhadap iya. Semua isim manqus i’rabnya muqaddarah illatnya ialah    Karena susah, dalam artian susah dalam penglafalannya bagi orang Arab.
Pengi'raban ini merupakan suatu yang menjadi pokok dalam garapan ilmu nahwu. I'rab itu sendiri ada empat yaitu raf ( رفع )   nashab  ( نصب )  khafadh ( خفظ ) dan jazm  ( جزم ). Masing masing dari i'rab tersebu tada yang di peruntukan bagi isim,  dan bagi fi'il dan ciri-ciri dari masing masing i'rab tersebut
Pertama,  i'rab yang diperuntukan / dikhususkan bagi isim yaitu rafa', nashab,  dan khafadz contoh sperti,جَاءَ زَيْدٌ  untuk i'rab (rafa’) رَأَيْتُ زَيْدًا (nashab) مَرَرْتُ بِزَيْدٍ (Khafadz) dan tidak ada i'rab jazm.
Kedua, i'rab yang diperuntukan bagi fi'il yaitu rafa', nashab dan jazm   (rafa')  (nashab)   (jazm) dan tidak ada i'rab khafadz.
Adapun i’rab beserta tanda-tandanya sebagaimana yang ada dibawah ini;
1. Rafa' mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dhammah, terdiri dari beberapa jenis yaitu isim mufrod,  jamak taksir, jamak muannast Salim dan fi'il mudhari yang kosong dari dhamir tastniyyah dan wau jamak contoh
Isim mufrad, جَاءَ زَيْدٌ   jamak taksir,    jamak muannas salim,   fiil mudhari yyang kosong dari dhamir tastniyyah dan jamak ُيَضْرِبُ, تَضْرِبُ, تَضْرِبُ, أَضْرِبُ, نَضْرِب
2. Wawu,  terdiri hanya satu jenis yaitu asmaa al khamsah  isim lima yaitu أَبُو, أَخُو, فَمُو, ذُو, هَمُو 
3. Alif, terdiri hanya satu jenis yaitu isim tastniyyah قَامَ رَجُلَانِ, وَجَاءَ قَوْمَانِ
4. Nun,  terdiri dari fi'il mudhari yang kemasukan dhomir tasniyyah, wawu jamak dan ya mufradah muannastah baik ghaib maupun mukhatab
يَنْصُرَانِ, تَنْصُرَانِ, يَنْصُرُوْنَ,  تَنْصُرُوْنَ, تَنْصِرِيْنَ, تَنْصُرَانِ
2. Nashab mempunyai ciri ciri sebagai berikut
1. Fatah, terdiri dari beberapa jenis yaitu isim mufrod,  jamak takstir, dan fi'il mudhari yang sudah dimasuki amil an-nashib yaitu amil yang mengubah i'rab fi'il mudhari dari yang tadinya rafa' menjadi nashab, contoh isim mufrad,    jamak taksir,     fiil mudhari أَنْ يَضْرِبَ 
2. Alif, yaitu untuk asmaul khamsah yang terdiri dari lapadzرَأَيْتُ أَبَاكَ, أَخَاكَ, فَاكَ, ذَا, هَمَاكَ  contoh seperti    جِئْتُ أَبَاكَ
3. Kasrah,  diperuntukan untuk jamak muannast  salim, contoh   نَصَرْتُ مُسْلِمَاتٍ
4. Ya, diperuntukan untuk tastniyyah dan jamak mudzakar salim contoh  َوَرَأَيْتُ الذَكَرِيْن جِئْتُ المُسْلِمًتَيْنِ,   
5. Hadfu, diperuntukan untuk fi'il mudhari dalam nashab dan jazm berupa hazdfunnun atau hazdfu harfi illat, contoh hazadfunnun  yaitu fiíl mudhari yang shahihulakhir
أَنْ يَضْرِبَا أَنْ يَضْرِبُوا أَنْ تَضْرِبَا أَنْ تَضْرِبَا أَنْ تَضْرِبُوا أَنْ تَضْرِبِى أَنْ تَضْرِبَا
  Contoh untuk hazdfu harfillillati.
أَنْ يَغْزُوَا أَنْ تَغْزُوَا أَنْ تَغْزُوَا أَنْ تَغْزُو أَنْ تَغْزُوَا أَنْ تَغْزِى  

3. Khafadz,  mempunyai ciri ciri sebagai berikut
 1   Kasrah, diperuntukan bagi isim mufrad,  Jamal taksir, Dan Jamak muannast salim
Contoh isim mufrad, مَرَرْتُ بِزَيْدٍ   jamak taksir,  مَرَرْتُ مَعَ الْعُلَمَاءِ    jamak muannast salim  مَرَرْتُ بمُسْلِمَاٍت 
2. Ya, diperuntukan bagi asma al-khamsah, isim tastniyyah Dan Jamal muzdakar salimContoh isim tastniyah,  لِغُلَمَيْنِ دِرْهَمٌ   jamak mudzakar salim,  َمَرَرْتُ بِالْمُسْلِيْن 
3. Fath, diperuntukan bagi isim ghair munsharif yaitu isim yang tidak menerima salah satu ciri dari isim  yaitu tanwin  contoh isim ghair munsharif   َجِئْتُ  بِإِبْرَاهِيْم 
4. Jazm,  hanya mempunyai dua ciri yaitu
1. Sukun,  yaitu ketika fi'il mudhari yang huruf terakhirnya shahih bukan illat dan kosong dari  dhamir  tastniyyah dan wawu jama, Contoh  ْلَمْ يَنْصُرْ لَمْ تَنْصُرْ لَمْ تَنْصُرْ لَمْ أَنْصُرْ لَمْ نَنْصُر
2. Hadfu, terbagi dua yaitu hazdfu nnun dan hazdfu harfillillat, yaitu ketika fi'il mudhari yang terakhirnya terdiri dari haraf iilat, dan hazdfunnun ketika fi'il mudhari dari shahihulakhir yang shahih akhir hurufnya bertemu dhamir tastniyyah dan wawh jamak, serta ya mufrad muannast mukhatab.
    Conntoh hadzfunnnunni
لَمْ يَنْصُرَا لَمْ يَنْصُرُو لَمْ تَنْصُرَا لَمْ تَنْصُرَا لَمْ تَنْصُرَا لَمْ تَنْصُرُو لَمْ تَنْصُرِى 
Contoh dazfu harfillillati

لَمْ يَغْزُوَا لَمْ يَغْزُو لَمْ تَغْزُوَا لَمْ تَغْزُوَا لَمْ تَغْزُو لَمْ تَغْزِي لَمْ تَغْزُوَا
i'rab itu sendiri berbeda dengan harakat, harakat itu sendiri merupakan salah satu ciri dari i'rab.  Dari segi hukumnya i'rab itu terbagi dua yaitu mu'rab dan mabni. mu'rob yaitu i'rab yang berubah ubah sedangkan mabni i'rabnya tetap tak berubah ubah bentuk harakatnya karena mabni menetap dalam harakat yaitu dhammah,  fath, kasrah, dan sukun, serta tidak mempunyai ciri ciri i'rab, cuma hanya memiliki mahalul i’rab yaitu tempat keberadaannya yang sesuai dengan perintah amil.  Untuk lbih jelasnya lagi akan dijelaskan tentang mu’rab dan mabni.
Bila ada kesalahan mohon kritik dan sarannya.